Pelajaran 9 *23 Febr. - 1 Mar. 2013

Pernikahan: Karunia dari Eden


SABAT PETANG


BACA UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Kej. 2:18-25; Mrk. 10:7-9; Ef. 5:22-25; Mat. 5:27-30; 2 Kor. 3:18.

AYAT HAFALAN: "TUHAN Allah berfirman: 'Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja.  Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia'" (Kejadian 2:18).

Pikirkanlah berkat-berkat pernikahan bahagia dan rumah tangga yang penuh kasih.  Betapa beruntungnya mereka yang memiliki pengalaman seperti itu! Sayangnya, bagi begitu banyak orang, pernikahan telah menjadi pengalaman yang paling sering penuh rasa sakit dan kemarahan bukannya sukacita dan perdamaian.  Bukan demikian maksud dan tujuan pernikahan.  Keadaan yang menyedihkan dari begitu banyak pernikahan adalah ekspresi kuat dari kemerosotan yang telah disebabkan oleh dosa kepada umat manusia.
   "Tuhan melangsungkan pernikahan yang pertam.  Dengan demikian lembaga pernikahan itu berasal dari Khalik alam semesta.  'Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan' (Ibr. 13:4); itu adalah salah satu pemberian Tuhan yang pertama kepada manusia, dan itu adalah salah satu dari dua lembaga yang sesudah kejatuhan dalam dosa, dibawa oleh Adam keluar pintu gerbang Firdaus.  Bilamana prinsip-prinsip Ilahi ditaati dan diperhatikan dalam hubungan ini, maka pernikahan adalah suatu berkat; itu akan menjaga kesucian dan kebahagiaan manusia, itu akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial  manusia, itu akan meninggikan keadaan jasmani, pikiran serta moral."----Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 38.
   Betapa suatu cita-cita yang indah.  Pelajaran pekan ini melihat pada beberapa prinsip di belakangnya.

* Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan hari Sabat, 2 Maret.


MINGGU  24 FEBRUARI

LO TOV (TIDAK BAIK)

   Dari sejak permulaan Allah menciptakan dunia kita melalui kuasa adikodrati dari Firman-Nya.  Sepanjang cerita penciptaan, semuanya "baik" sampai pekerjaan itu selesai, pada saat mana semua yang Tuhan telah ciptakan disebut "sungguh amat baik" (Kej. 1:31).

   Namun di tengah semua ini, ada satu hal yang lo tov, "tidak baik." Baca Kejadian 2:18.  Apakah yang "tidak baik," dan mengapa?  Apa sajakah implikasi dari ayat ini?

   Tuhan telah menyatakan semua aspek penciptaan itu "baik" sampai pada Dia menciptakan Adam.  Pada waktu itu, Adam adalah satu-satunya manusia.  Meskipun ia diciptakan menurut gambar Allah, dalam kesendiriannya, ia tidak bisa mencerminkan citra penuh dari Allah, yang ada dalam hubungan dengan pihak lain dalam Ketuhanan.  Ketuhanan, tentu saja,  terdiri dari Bapa, Putra, dan Roh Kudus.  Dengan demikian, Adam membutuhkan seseorang seperti dirinya dengan siapa ia bisa membentuk suatu hubungan yang saling mengasihi dan bekerja sama, yang mencerminkan hubugan kasih yang dicontohkan dalam diri Allah.

   Baca Kejadian 2:19-21.  Setelah tindakan apakah kemudian Allah membuat Adam tertidur dan kemudian, dari dagingnya, Allah menciptakan seorang istri?  Bagaimanakah tindakan sebelumnya dapat dihubungkan dengan Allah menciptakan seorang istri bagi Adam?


   Mungkin kuncinya di sini ditemukan di frasa terakhir dari ayat 20.  Saat ia menamai binatang-binatang, Adam tentunya menyadari bahwa mereka datang berpasangan, jantan dan betina, tidak seperti dirinya, yang adalah ciptaan tunggal.  Kita dapat yakin bahwa Tuhan bermaksud untuk Adam memiliki  seorang istri.  Mungkin Tuhan bermaksud untuk menciptakan suatu kerinduan pada Adam, perasaan bahwa ada sesuatu yang hilang dalam keberadaannya sendiri, yang akan membuatnya jauh lebih menghargai karunia yang Tuhan akan berikan kepadanya yaitu seorang istri.

   Perhatikan perbedaan antara "baik" pada ciptaan lainnya, dan ungkapan "tidak baik" dalam hal kesendirian Adam.  Apakah ini menunjukkan tentang nilai hubungan?  Apakah yang dapat Anda lakukan untuk membantu memperkuat hubungan berharga apa pun di mana Anda terikat di dalamnya sekarang?


SENIN  25 FEBRUARI

SEORANG PENDAMPING BAGI ADAM

   Kejadian 2:20, menceritakan tentang Adam memberi nama hewan-hewan, membantu untuk mengungkapkan kesenjangan yang besar antara manusia dan makhluk duniawi lainnya.  Tidak ada hewan yang sebanding dengan Adam.  Bahkan di antara kera tidak ada mahkluk seperti Adam, karena Adam tidak seperti kera.  Ini adalah pokok penting untuk kita ingat karena begitu banyak dalam masyarakat kita yang mengemukakan ide bahwa manusia tidak lebih daripada kera yang sudah maju.  Kita bukan kera, kera tidaklah cocok sebagai pendamping bagi Adam seperti juga bagi salah satu dari kita.

   Baca Kejadian 2:21, 22.  Makna apakah yang ditemukan dalam metode yang digunakan Allah untuk menciptakan pendamping bagi Adam?

   Sebagaimana Allah secara pribadi membentuk tubuh Adam dari debu tanah, demikian pula Dia secara pribadi membentuk tubuh Hawa, menggunakan salah satu rusuk Adam sebagai titik awal.  Sebuah tulang rusuk bukanlah seluruh tubuh, dengan demikian, Allah menggunakan bahan tambahan untuk melengkapi tubuh Hawa.  Mungkin Dia membuat tubuh Hawa dari debu juga, seperti halnya Dia membuat tubuh Adam.  Allah tidak membutuhkan tulang rusuk Adam untuk menciptakan Hawa, Dia bisa saja menciptakan Hawa seperti menciptakan Adam atau bahkan berfirman sehingga Hawa menjadi ada.
   Tetapi Allah punya alasan untuk menggabungkan salah satu rusuk Adam ke dalam tubuh Hawa.  Jika keduanya telah dibuat sepenuhnya terpisah, dapat menunjukkan bahwa secara alamiah mereka adalah individu yang benar-benar terpisah.  Tapi pembagian daging pada keduanya menunjukkan bahwa keduanya ditakdirkan untuk bersatu dan dimaksudkan untuk menjadi "satu daging."
   Setelah diciptakan, Hawa dibawa kepada Adam untuk menjadi penolongnya (ayat 18).  Dia diciptakan dari Adam (ayat 22) dan diberikan kepada Adam (ayat 22).  Proses di mana Allah menciptakan Hawa menunjukkan dengan jelas bahwa Allah dapat memberikan pendamping yang dibutuhkan Adam.  Hal ini menjadi penting kemudian ketika Adam menghadapi godaan apakah akan bergabung dengan Hawa memakan buah atau mempercayai Tuhan untuk mengatasi keadaan.  Adam memiliki cukup alasan untuk percaya bahwa Allah bisa menjaganya, dan ini membuat dosanya semakin pedih.

   Baca Kejadian 2:23.  Apakah respons Adam terhadap Hawa?

   Adam begitu gembira ketika ia melihat Hawa sehingga ia bernyanyi dalam puisi.  Ini adalah puisi pertama dalam Alkitab dan mencerminkan penghargaan Adam untuk istrinya dan kedekatan hubungan mereka.  Dia menjadi padanannya, aspek lain dari penciptaan yang rusak oleh kejatuhan.


SELASA  26 FEBRUARI

PERNIKAHAN IDEAL

   Penulis William Faulkner pernah menyebut pernikahan suatu "kegagalan" dan menulis bahwa "satu-satunya cara untuk mendapatkan kedamaian dari padanya adalah... menyimpan yang pertama [istri] dan menjauhkan diri dari dia sebisa mungkin, dengan harapan suatu hari dapat menyingkirkan dia."  Sungguh suatu komentar menyedihkan tentang keadaan dari banyak pernikahan.

   Baca Markus 10:7-9.  Ayat apakah yang Yesus kutip pada bagian ini?  Apakah ciri-ciri pernikahan yang baik dapat ditemukan dalam kata-kata Yesus di sini?
____________________________________________________________________________________________________________

   Manfaat meninggalkan orangtua dalam rangka menciptakan sebuah rumah tangga dengan pasangannya sudah sangat dikenal sehingga hampir tidak perlu disebutkan.  Masalah dengan mertua adalah salah satu penyebab utama perselisihan rumah tangga.  Salah satu langkah pertama yang perlu diambil ketika membangun rumah tangga yang bahagia adalah menghormati kemerdekaan pasangan pernikahan dengan mendirikan rumah yang terpisah dari orangtua mereka ketika keadaan memungkinkan.  Dalam kasus ketika hal itu tidak mungkin, maka privasi/rahasia dan keintiman pernikahan tetap harus dihormati.
   Kesatuan adalah ciri lain dari suatu pernikahan yang baik.  Kesatuan tidak berarti bahwa kedua pasangan harus memasrahkan penggunaan otak mereka yang terpisah, tetapi mereka harus bersatu dalam tujuan mereka untuk melakukan yang terbaik untuk satu sama lain dan untuk kesatuan mereka.
    Yesus juga menekankan sifat kekekalan pernikahan.  Pernikahan bukanlah hubungan biasa yang dibentuk atau dibubarkan sesuai kemauan.  Ini adalah komitmen seumur hidup.  Mereka yang tidak siap untuk berkomitmen seumur hidup harus menunda langkah tersebut sampai mereka siap.

   Baca Efesus 5:22-25.  Dalam hal apakah ayat-ayat ini mengungkapkan prinsip-prinsip pernikahan yang baik?
____________________________________________________________________________________________________________


   Adakah hak istimewa suami untuk menyerahkan dirinya kepada istrinya dalam pelayanan yang penuh kasih, sebagaimana Kristus menyerahkan diri-Nya untuk jemaat.  Pada gilirannya, istri harus menghormati suami dan bekerja sama dalam pekerjaan mereka untuk mencapai tujuan bersama. Inilah solusi untuk perselisihan yang telah dibawa oleh dosa ke dalam hubungan pernikahan.  Kasih yang real berkorban dibalas dengan penghormatan kasih dan kebahagiaan bersama.  Rumah tangga kita bisa menjadi pendahuluan surga.


RABU  27 FEBRUARI

MELINDUNGI APA YANG BERHARGA

   Salah satu contoh terbesar dari Kasih Allah bagi umat manusia dapat ditemukan dalam seksualitas manusia.  Ini benar-benar merupakan karunia yang indah dari Tuhan.  Namun, sebagaimana dengan semua karunia yang telah diberikan kepada kita, itu tida datang tanpa syarat.  Artinya, itu bukan sesuatu yang kita bisa lakukan dengan sekehendak hati kita.  Allah telah menetapkan beberapa aturan.  Memang, Dia sangat jelas menyatakan, bahwa aktivitas seksual hanya terjadi antara suami dan istri, pria dan wanita, dan hanya dalam konteks pernikahan.  Apa pun di luar itu adalah dosa.

   Baca Matius 5:27-30.  Lihatlah betapa seriusnya Yesus memandang masalah yang sedang Dia tangani di sini.  Pada akhirnya, apakah yang dipertaruhkan?
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

    Betapa hebat pun kita ingin fokus (dan memang demikian) pada semua kasih karunia dan pengampunan yang Yesus limpahkan kepada orang berdosa, kita tidak bisa melupakan standar moralitas yang tinggi yang Dia hidupkan dan khotbahkan.  Sulit membayangkan bagaimana Yesus dapat memberikan amaran yang lebih kuat terhadap percabulan lebih daripada yang terungkap dalam rankaian ayat ini.  Mencungkil mata Anda?  Memotong tangan Anda?  Jika ini  yang diperlukan untuk menjadi suci, maka hal itu pantas; jika tidak, Anda berada dalam bahaya kehilangan hidup kekal Anda.
   "Jika semua yang mengaku taat kepada hukum Allah bebas dari kesalahan, maka jiwaku akan terbebas, tetapi tidak demikian.  Bahkan beberapa orang yang mengaku memelihara semua perintah-perintah Allah pun bersalah karena dosa perzinaan.  Apakah yang bisa saya katakan untuk membangkitkan perasaan mereka yang telah kebal?  Prinsip moral, bila benar-benar dilakukan, menjadi satu-satunya pelindung jiwa."----Ellen G. White, Counsel on Health, hlm. 621, 622.

   Betapapun kerasnya peringatan Yesus di sini, kita tidak boleh lupa akan cerita tentang wanita yang tertangkap basah sedang berzina (Yoh. 8:1-11).  Bagaimanakah kita menyeimbangkan antara penegakan standar yang Yesus bicarakan dalam ayat di atas, sementara pada saat yang sama menunjukkan rahmat dan kasih sayang kepada mereka yang jatuh, sebagaimana terungkap dalam cerita ini?


KAMIS  28 FEBRUARI

PERNIKAHAN SEBAGAI METAFORA GEREJA

   Sudah sangat dikenal di kalangan pelajar Alkitab bahwa baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru pernikahan digunakan sebagai simbol hubungan antara Allah dan umat perjanjian-Nya.  Itu sebabnya, misalnya, pada berbagai kesempatan Alkitab menggunakan gambaran seorang perempuan yang tidak setia untuk melambangkan kemurtadan yang terjadi di Israel kuno.  Sebagai contoh, kembali kepada Keluaran, Tuhan berkata kepada umat-Nya bahwa mereka seharusnya tidak menjalin hubungan dekat dengan orang-orang kafir di sekitar mereka karena orang-orang kafir adalah orang yang sangat jahat yang bisa menyesatkan bangsa Israel.

   Baca Keluaran 34:15, 16.  Apakah gambaran yang digunakan Tuhan dalam amaran khusus ini?  Bagaimanakah hal ini dapat dipahami dalam konteks umat Allah sebagai orang yang "dinikahkan" dengan Dia? Lihat Yer. 3:14.
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

   Pada saat yang sama, citra gereja sebagai mempelai Kristus menunjuk kepada persatuan antara sesama orang percaya dan dengan Kristus, terutama ketika dipahami dalam konteks cita-cita Alkitab untuk pernikahan; seorang pria dan seorang wanita dalam hubungan yang penuh kasih dan pengorbanan diri.

   Baca Efesus 5:28-32 dan Wahyu 19:5-9.  Apakah yang diajarkan oleh ayat ini?
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

   Pada ayat-ayat ini, hubungan dalam pernikahan yang ideal diperbandingkan dengan hubungan Allah dan umat-Nya.  Allah mengajak umat-Nya untuk bergabung dengan Dia dalam hubungan yang intim.  Ini merupakan gambaran yang menakjubkan perihal kepedulian Allah terhadap umat-Nya dan keinginan-Nya untuk membawa kita ke dalam persekutuan-Nya.

   Apakah pilihan yang dapat Anda lakukan yang akan menarik Anda lebih dekat kepada Tuhan dan lebih dekat dengan cita-cita yang dilukiskan dalam konsep pernikahan Alkitabiah?  Mengapa hal itu merupakan soal pilihan yang Anda, dan hanya Anda sendiri, yang bisa melakukannya?


JUMAT  1 MARET

PENDALAMAN: Dalam banyak hal, pemahaman yang tepat tentang moralitas, terutama moralitas seksual, jelas terkait dengan pemahaman yang tepat tentang asal-usul kita.  Sebagai contoh: Filsafat evolusi tidak memberikan dasar yang objektif untuk adanya hubungan antara aktivitas seksual dan moralitas.  Hewan memiliki berbagai jenis "sistem kawin."  Beberapa spesies poligami, banyak yang sembarangan saja, hanya sedikit yang monogami, namun studi genetik telah mengungkapkan bahwa banyak spesies yang tampaknya monogami sebenarnya tidak begitu.  Pada banyak spesies, seekor betina dapat melahirkan sekelompok anak yang tidak semua berayahkan individu yang sama.  Tanpa standar moralitas objektif yang diberikan oleh Sang Pencipta, kita tidak akan memiliki dasar untuk mengevaluasi perilaku seksual apakah baik atau buruk secara moral.  Dorongan saat ini untuk menyetujui pasangan homoseksual menggambarkan hal ini.  Hanya dalam terang penciptaanlah pernikahan itu dapat dipahami dengan benar.
   "Baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, hubungan pernikahan digunakan untuk mengibaratkan persatuan yang manis serta suci yang ada antara Kristus dan umat-Nya.  Bagi pikiran Yesus kegembiraan dalam keramaian pernikahan menunjuk jauh kepada kegembiraan hari itu apabila kelak Ia membawa mempelai perempuan-Nya ke rumah Bapa-Nya, maka yang ditebus itu bersama-sama dengan Penebus-Nya duduk dalam perjamuan nikah Anak Domba itu."----Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 150.

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1  Darwinisme menyangkal hal-hal seperti penciptaan Alkitabiah.  Aturan perilaku seksual apakah, jika ada, yang disediakan Darwinisme, dan bagaimanakh hal-hal itu bertentangan dengan cita-cita Alkitabiah?

2  Apa sajakah contoh Alkitab tentang pernikahan yang baik dan rumah tangga bahagia?  Sebutkan beberapa contoh Alkitab tentang pernikahan dan rumah tangga yang tidak bahagia.  Apakah yang bisa kita pelajari dari keduanya?

3  Ulas kembali gambaran istri yang bijaksana dalam Amsal 31:10-31.  Apakah yang harus menjadi karakter suami dan istri yang seperti itu?

4   Dengan cara apakah jemaat Anda dapat menjadi tempat yang dapat membantu memperkokoh dan memperkuat teladan pernikahan?  Apakah hal-hal praktis yang dapat dilakukan oleh jemaat Anda untuk mencapai tujuan itu?