Pelajaran 8 *16-22 Februari 2013

YESUS, PENYEDIA DAN PEMELIHARA


SABAT PETANG

BACA UNTUK PELAJARAN PEKAN INI: Ibr. 1:3; Kol 1:16, 17; Ayb. 42; Mat. 5:45; 6:25-34; 10:28.

AYAT HAFALAN: "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus" (Filipi 4:19).

Allah memelihara ciptaan dengan cara teratur sehingga alam semesta kadang-kadang dibandingkan dengan sebuah mesin yang Allah biarkan berputar sendiri.
   Namun, lebih daripada mesin, metafora yang lebih baik adalah bahwa penciptaan adalah seperti alat musik yang dipakai Allah untuk menghasilkan "melodi" yang diinginkan.  Artinya, Dia terus-menerus terlibat dalam memelihara apa yang telah Ia ciptakan.
   Tidak ada di alam semesta yang muncul tanpa bergantung pada Tuhan.  Dia menciptakan segala sesuatu yang diciptakan.  "Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suautupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." (Yoh. 1:3).  Tidak hanya itu, malahan Dialah yang memelihara semuanya.  Bahkan yang lebih mencengangkan, Dia yang menciptakan dan memelihara semuanya, Dialah juga yang disalibkan bagi kita.
   "Rasul Paulus yang menulis dengan bimbingan Roh Kudus, menyatakan tentang Kristus bahwa "segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.  Ia ada terlebih dulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia" (Kol. 1:16, 17).  Tangan yang menopang dunia-dunia di angkasa raya, tangan yang memegang dengan tertib susunan dan kegiatan segala sesuatu dengan tidak mengenal lelah, di seluruh semesta alam Allah, adalah tangan yang dipakukan pada salib karena kita."----Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 119.

*Pelajari pelajaran pekan ini persiapan untuk hari Sabat, 23 Februari.


Minggu  17 Februari

PEMELIHARA

   Baca Ibrani 1:3 dan Kolose 1:16, 17.  Apakah peran Yesus dalam kelanjutan alam semesta?
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

   Implikasi di sini adalah bahwa Yesus terus mempertahankan keberadaan alam semesta dengan kuasa-Nya.  Alam semesta tidak berdiri sendiri; keberadaannya tergantung pada kehendak Ilahi secara terus-menerus.  Ini adalah sanggahan terhadap deisme, filsafat yang mengajarkan bahwa Allah menciptakan dunia untuk mengatur dirinya sendiri dan kemudian membiarkannya berkembang sendiri tanpa ada tindakan lebih lanjut dari pada-Nya.  Alkitab mementahkan teori-teori semacam itu.
   Juga, Allah tidak berada di dalam ciptaan, terus-menerus menciptakannya, seperti dalam teori-teori palsu panteisme (Allah sama dengan alam) atau panteisme (Allah mendiami alam semesta seolah-olah tubuh-Nya sendiri).  Allah tidak bergantung pada alam semesta dalam cara apa pun.  Alam semesta bergantung pada Allah, tetapi Allah tidak bergantung pada alam semesta.

   Baca 1 Korintus 8:6 dan Kisah Para Rasul 17:28.  Bagaimanakah Paulus menggambarkan hubungan kita dengan Yesus?
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

   Kita bergantung pada kuasa pemeliharaan Allah, saat demi saat, hari demi hari.  Karena kasih-Nyalah kita terus ada dan mampu bertindak dan juga membentuk hubungan.  Hal ini benar khususnya bagi mereka yang telah menyerahkan diri kepada Allah dan yang, seperti yang Paulus sebutkan, "dalam Kristus" (2 Kor. 5:17; Ef. 2:10).  Perhatikan referensi kepada penciptaan dalam ayat ini).  Juga benar bahwa orang yang menolak keselamatan sekalipun, eksistensi mereka tetap tergantung pada kuasa pemeliharaan Allah.  Daniel menjelaskan hal ini dengan sangat menyedihkan kepada Raja Belsyazar ketika ia berkata, "dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam napas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku" (Dan. 5:23).

   Mengingat semua hal ini, bagaimakah kita memahami realitas kebebasan berkehendak dan kebebasan memilih?  Mengapa unsur-unsur tentang keberadaan kita itu sangat penting untuk semua yang kita percayai?


Senin  18 Februari

SANG PENYEDIA YANG MURAH HATI

   Kejadian 1:29, 30 menunjukkan bahwa ketika Allah pertama kali menciptakan makhluk hidup, Dia menyediakan makanan bagi mereka.  Tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan biji-bijian adalah makanan yang dipilih untuk manusia dan hewan.  Tidak pernah disebutkan soal memangsa atau bersaing memperebutkan sumber makanan.  Sang penyedia yang murah hati itu membuat banyak makanan bagi setiap orang untuk hidup tanpa perlu melakukan kekerasaan.
   Sungguh kontras dengan pola umum dalam mempertahankan eksistensi seperti yang dikemukakan oleh teori evolusi, yang mengajarkan bahwa kehidupan manusia, tentunya semua kehidupan, hanya ada melalui proses kekerasan saling memangsa dan yang terkuatlah yang bertahan hidup.  Pasal-pasal pertama kitab Kejadian sama sekali tidak mengenal hal itu.  Sebaliknya, pasal-pasal itu mengungkapkan suatu dunia yang, secara harfiah, suatu Firdaus sejak awalnya.  Itulah sebabnya ketika Tuhan selesai menciptakannya, Alkitab mencatat kata-kata ini: "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.  Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam." (Kej. 1:31).

   Baca Kejadian 2:8, 9.  Apakah yang ditunjukkan ayat ini tentang perhatian khusus Allah dalam menyediakan kebutuhan Adam dan Hawa?
____________________________________________________________________________________________________________

   Kita sudah memperhatikan bahwa Allah telah menyediakan makanan bagi semua ciptaan-Nya, termasuk manusia.  Sekarang kita melihat Allah sedang melangkah lebih jauh.  Dia tidak hanya menyediakan makanan berlimpah di seluruh bumi, tetapi Dia telah menyiapkan Taman khusus untuk Adam dan Hawa, dengan pohon-pohon yang menyenangkan mata dan baik untuk dimakan (lihat Kej. 2:9).  Taman, dengn keindahan dan beragam makanan, merupakan persediaan dari kasih dan rahmat Allah yang berkelimpahan.  Itu adalah pemberian kasih karunia karena Adam dan Hawa tidak melakukan apa pun untuk mendapatkannya, tapi itu diberikan dengan cuma-cuma dan disediakan dengan limpah.
    Seperti yang dinyatakan dalam pelajaran sebelumnya, kita jauh bergeser dari ciptaan asli.  Dunia kita adalah dunia yang sangat rusak.  Tampaknya tidak ada di bumi yang terselamatkan.  Namun, di tengah kerusakan pun, terdapat bukti kuat akan kasih Allah.

   "Alam adalah suatu kuasa, tetapi Allah pemilik alam itu tidak terbatas kuasa-Nya.  Karya-karya-Nya menjelaskan karakter-Nya.  Mereka yang menilai Dia dari pekerjaan tangan-Nya, dan bukan dari anggapan orang-orang besar, akan melihat kehadiran-Nya dalam segala hal."---Ellen G. White, The Signs of the Times, 13 Maret 1884.  Lihatlah alam; dengan cara apakah kita melihat "kehadiran-Nya dalam segala sesuatu?"


Selasa   19 Februari

KEJAHATAN ALAM

   Tentu saja, salah satu pertanyaan besar yang harus dihadapi oleh semua orang yang percaya kepada Allah pengasih adalah pertanyaan tentang kejahatan, bukan hanya kejahatan manusia, tetapi apa yang disebut "kejahatan alam."  Yakni, ketika hal buruk terjadi di alam (banjir, angin topan, kekeringan, gempa bumi, dll.) yang menyebabkan begitu banyak kepedihan dan penderitaan, bukan hanya pada manusia tetapi juga pada hewan.

   Bagaimanakah kita memahami hal-hal ini? Lagi pula, jika Allah yang mengendalikan ciptaan, mengapa hal seperti itu terjadi?

   Salah satu buku paling awal dari Alkitab adalah kitab Ayub, di mana pertanyaan-pertanyaan ini (dan pertanyaan lainnya) menjadi sungguh menyakitkan bagi Ayub (lihat pelajaran empat).

   Baca Ayub 42.  Apakah jawaban pasal ini bagi kita?  Pertanyaan apakah yang masih belum terjawab?

   Siapa pun yang pernha membaca kitab Ayub, mungkin akan mendapatkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.  Kitab ini mengungkapkan kebenaran penting tentang pertentangan besar (lihat juga Why. 12:12), yang membantu untuk membentuk latar belakang penting bagi kita bahkan mulai memahami eksistensi kejahatan.  Namun, skenario pertentangan besar tidak menjelaskan setiap contoh kejahatan.  Bahkan, untuk menjelaskan kejahatan dalam arti tertentu akan membenarkan  kejahatanitu, dan kita tidak pernah bisa melakukannya.  Pertentangan besar dapat mengungkapkan persoalan besar di balik kejahatan; jika ada, motif itu hanya memberitahu kita sedikit tentang setiap contoh kejahatan.
   Ayub tidak memahami, dan demikian juga kita ketika kita menghadapi kerugian karena bencana semacam itu.  Meskipun Allah berbicara kepada Ayub, bahwa ada hal-hal di luar pengetahuannya, dan bahwa ia harus mempercayai Allah, inilah yang Ayub lakukan.  Pengalaman kita seringkali mirip, kita mungkin tidak menerima jawaban untuk pertanyaan kita.  Tapi cerita Ayub memberi kita pemahaman penting tentang sifat kejahatan, dan itu menunjukkan kepada kita bahwa Allah tidak lengah terhadap perjuangan yang kita hadapi.

   Kembali ke pendahuluan hari Sabat dan bacalah kutipan Ellen G. White.  Bagaimanakah hal itu membantu kita untuk mendapatkan jawaban yang lebih baik atas pertanyaan tentang kejahatan, mengetahui bahwa Allah sendiri juga sangat menderita akibat kejahatan?


Rabu  20 Februari

MEMERINTAH SUATU CIPTAAN YANG TELAH RUSAK

   Baca Matius 5:45 dan Mazmur 65:9, 10.  Bagaimanakah Allah bertindak dalam penciptaan untuk mempertahankan makhluk yang Dia ciptakan?  Apakah yang dinyatakan hal ini kepada kita tentang perhatian Allah pada dunia yang diciptakan?

   Kita akrab dengan sinar matahari dan hujan, dan para ilmuwan telah memberikan penjelasan untuk proses yang terlibat di dalamnya.  Namun, ada lebih banyak cerita daripada yang dapat dikatakan oleh ilmu pengetahuan.  Di balik layar, Allah secara aktif menyediakan kebutuhan ciptaan-Nya.  Kita mungkin tidak memahami cara-cara Allah, tetapi kita tahu bahwa Dia memegang kendali.  Sama seperti seorang musisi yang terampil dapat memainkan alat musik untuk menghasilkan musik yang begitu indah sehingga perhatian seseorang terfokus pada musik dan bukan pada musisi, demikianlah Allah menata ciptaan sehingga kita sering melihat keteraturan dan terkesan dengan keagungan penciptaan.  Pada saat yang sama kita mungkin tidak menyadari bahwa Allahlah ang berada di balik layar, mengatur peristiwa-peristiwa menurut kehendak-Nya dan bermaksud bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan bekerja sama untuk kebaikan mereka yang mengasihi Dia (Rm. 8:28).

   Apakah fenomena serupa yang dicatat di ayat-ayat berikut?  Kej. 8:1; Kel. 10:13; Bil. 11:31.

   Angin adalah peristiwa umum, dan biasanya kita mengerti apa penyebabnya.  Namun di ayat-ayat ini, angin terjadi dalam keadaan khusus.  Kita boleh menyebutnya "angin surgawi."  Angin-angin tersebut terjadi pada waktu dan tempat-tempat tertentu dan mencapai tujuan tertentu.  Meskipun mereka mungkin muncul secara "alami," ada Penyebab tak terlihat bekerja sesuai tujuan kehendak-Nya sendiri, dengan menggunakan ciri-ciri dunia yang Dia ciptakan untuk mencapai tujuan-Nya sendiri.
   Dalam 2 Raja-raja 20:9-11, kita melihat salah satu mukjizat yang paling tidak biasa dari keseluruhan Alkitab.  Hubungan antara matahari dan bumi dan panjangnya hari tampaknya seperti salah satu ciri yang paling stabil dan dapat diprediksi dari pengalaman manusia.  Bayangkan reaksi dari masyarakat ilmiah saat ini jika peristiwa serupa harus terjadi di zaman kita.  Namun, kita harus bertanya, "Adakah sesuatu  apapun yang musthail untuk TUHAN?" (Kej. 18:14).  Betapa mukjizat ini dan mukjizat lainnya seharusnya mengatakan kepada kita bahwa ada banyak hal mengenai penciptaan, dan tindakan Allah dalam ciptaanNya, yang jauh di luar pemahaman kita.  Itulah sebabnya sangat penting agar kita sampai pada pengenalan pribadi akan Allah dan mengetahui bagi diri kita sendiri tentang kenyataan kasih-Nya.  Dengan begitu, kita belajar untuk mempercayai-Nya tidak peduli dengan semua yang kita tidak mengerti.


Kamis   21 Februari

PENYEDIA BAGI CIPTAAN YANG SUDAH RUSAK

   "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga.  Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?" (Mat. 6:26).

   Bahkan setelah Adam dan Hawa berdosa dan tidak bisa lagi memasuki Taman Eden, Allah menyediakan kebutuhan fisik mereka yang mendesak (Kej. 3:21).  Dosa membawa kebutuhan baru, kebutuhan akan pakaian.  Adam dan Hawa mencoba menyediakan pakaian untuk diri mereka sendiri, tetapi daun ara tidak cukup memuaskan.  Sesuatu yang lebih baik diperlukan, yang disediakan Allah berupa kulit.  (Kita akan membicarakan lebih banyak arti dari kulit dalam pelajaran lain).  Intinya adalah Allah menyediakan untuk kebutuhan mereka, meskipun mereka telah jatuh ke dalam dosa.  Ini adalah contoh lain dari kasih karunia Allah yang menyediakan bagi kita tanpa memandang ketidaklayakan kita.

   Baca Matius 6:25-34.  Apakah pekabaran penting yang Yesus berkan kepada kita dengan kata-kata ini?  Bagaimanakah kita memahami semua itu dalam menghadapi cobaan dan tragedi yang sepertinya menjadi bagian dari begitu banyak kehidupan?
__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

   Ini adalah kata-kata yang sangat menghibur, dan kita perlu berpegang teguh pada kata-kata itu dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran, terutama ketika situasi penderitaan, kehilangan, dan saat membutuhkan.  Yesus mati bagi kita, bukan untuk bunga bakung atau burung.  Kita bisa yakin akan kasih-Nya kepada kita, tanpa memandang keadaan.  Namun, seperti yang kita semua tahu, pada saat-saat tertentu keadaan bisa saja cukup mengerikan.  Kita melihat bencana kelaparan, kekeringan, banjir, wabah, dan kematian di sekitar, dan orang-orang Kristen juga tidak kebal terhadap tragedi-tragedi ini.
   Allah tidka menjanjikan umat-Nya suatu kehidupan yang mewah tanpa rasa sakit, tetapi Dia berjanji untuk menyediakan kebutuhan kita dan menguatkan kita sehingga kita bisa mengatasi tantangan kita.  Kita tidak bisa melupakan realitas pertentangan besar dan bahwa kita berada dalam dunia yang telah jatuh.

   Baca Matius 10:28.  Bagaimanakah ayat ini, dibaca bersama dengan ayat-ayat untuk hari ini, dapat membantu kita untuk lebih siap menghadapi realitas kejam yang sering kita hadapi?


Jumat  22 Februari

PENDALAMAN: "Tetapi orang-orang yang berilmu berpikir bahwa mereka dapat memahami hikmat Allah, apa yang telah dilakukan-Nya dan dapat diperbuat-Nya.  Pendapat yang umum adalah bahwa Allah dibatasi oleh hukum-hukum-Nya sendiri.  Manusia menyangkal atau mengabaikan adanya Allah, mereka merasa dapat menerangkan segala sesuatu, sekalipun tentang cara kerja Roh-Nya di dalam hati manusia; dan mereka pun tidak lagi menghormati nama-Nya atau takut akan kuasa-Nya.  Mereka tidak mempercayai hal-hal yang gaib, karena tidak mengerti hukum-hukum Allah dan kuasa-Nya yang tidak terbatas untuk melaksanakan kehendak-Nya melalui hal-hal itu.  Sebagaimana lazim digunakan, istilah 'hukum alam' itu mencakup apa yang telah didapati oleh manusia sehubungan dengan hukum-hukum yang memerintah dalam dunia alam, tetapi betapa luasnya wilayah di mana Khalik dapat bekerja selaras dengan hukum-hukum-Nya sendiri, tetapi sama sekali di luar pemikiran manusia"----Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld 1, hlm. 124-125.
   (Lihat juga, Ellen G. White, "Laws of Nature," hlm. 259-261 di  Testimonies for the Church, old. 8.)

PERTANYAAN UNTUK DIDISKUSIKAN:
1  Baca dengan seksama kutipan Ellen White di atas.  Apakah yang dia katakan?  Dengan cara apakah kita melihat banyak ilmuwan sekarang ini melakukan persis seperti apa yang dikatakannya?

2  Ilmu pengetahuan modern saat ini jauh lebih baik daripada dulu untuk menjelaskan, melalui cara alami, mengapa hal-hal tertentu terjadi atau mengapa tidak.  Masalahnya bukan soal "cara alami" atau "hukum alam," tetapi soal ide bahwa semua cara dan hukum ini adalah yang sudah yang ada---bahwa tidak ada, dan benar-benar tidak ada kekuatan gaib, yang berada di belakangnya.  Apakah yang salah dengan asumsi ini?  Mengapa, secara logis, hal itu tidak masuk akal (tanyakan pada diri sendiri, dari manakah hukum-hukum ini berasal?), dan mengapa ide itu sangat bertentangan dengan ajaran Alkitab yang paling mendasar?

3  Bagaimanakah gambaran penciptaan seperti sebuah alat musik memberikan gambaran yang lebih akurat tentang hubungan Allah dengan ciptaan daripada gambaran penciptaan sebagi sebuah mesin?

4  Apakah contoh lain yang dapat Anda temukan dalam alkitab di mana Allah menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu dalam apa yang kita akan anggap hanya "kekuatan alam?" Lihat, misalnya, 1 Raja-raja 19:11, 12.